Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah I

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

PENANGGUNG JAWAB: EMAH MARHAMAH, S.Kep, Ns.,M.Kes

Laboratorium Keperawatan Medikal-Bedah  1 merupakan tempat kegiatan proses pembelajaran praktikum mata kuliah Keperawatan Medical-Bedah dengan metode Demonstrasi dan Simulasi dalam latihan menerapkan keterampilan tindakan Keperawatan Medikal-bedah, secara optimal sebelum praktik di Rumah Sakit. Laboratorium ini didesain seperti di Rumah Sakit.

Target kompetensi yang harus dicapai adalah sebagai berikut:

  1. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan patologis sistem pernafasan dan kardiovaskuler.
  2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan patologis pernafasan dan kardiovaskuler
  • Pemeriksaan kecukupan oksigen dan sirkulasi.
  • Pemeriksaan perubahan irama nafas dan irama jantung.
  • Pemeriksaan bunyi nafas dan bunyi jantung.

3. Mampu melakukan pemeriksaan diagnostik pada gangguan patologis pernafasan dan kardiovaskuler:

  • Perekaman EKG
  • Pengambilan specimen darah: vena dan arteri.
  • Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan echocardiographi dan tradmel test.

4. Mampu melakukan tindakan pada pasien dengan gangguan patologis sistem pernafasan dan kardiovaskuler:

  • Memberikan oksigen simple mask.
  • Melakukan postural
  • Melakukan inhalasi (nebulizer).
  • Melakukan penghisapan lendir.
  • Memasang dan memonitor tranfusi darah.
  • Pencegahan aspirasi.
  • Pengambilan sampel darah kapiler dan darah vena.
  • Melakukan fisioterapi dada.
  • Latihan pursed-lip breathing.
  • Pemantauan hasil analisa gas darah.
  • Pemantauan respirasi.
  • Pemantauan tanda dan gejala gagal nafas.
  • Pemantauan tanda dan gejala ketidakseimbangan asam dan basa.
  • Pemantauan tanda-tanda hiperventilasi.
  • Penghisapan jalan nafas.
  • Perawatan selang dada.
  • Perawatan trakheostomi.
  • Skrinning tuberculosis paru.
  • Pemberian oksigen dengan masker.
  • Melakukan rebreathing atau nonrebreathing.
  • Pengambilan sampel darah arteri.

5. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan.

6. Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan kebutuhan cairan.

  • Pemeriksaan tingkat dehidrasi.
  • Pemeriksaan overload cairan atau edema.
  • Pemeriksaan kekurangan mineral dan elektrolit.

7. Mampu melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan cairan:

  • Edukasi nutrisi parenteral.
  • Identifikasi indikasi pemberian nutrisi parenteral.
  • Pemantuan akses intravena terhadap flebitis dan infiltrasi.
  • Pemantauan tanda dan gejala hipovolemia.
  • Persiapan pasien untuk tindakan HD.
  • Pemberian edukasi tetang prosedur hemodialisis.
  • Pelaksanaan prosedur hemodialisis.
  • Pengaturan filtrasi hemodialisis.
  • Tindakan mengatasi hipotensi selama proses hemodialisis.
  • Tindakan penghentian hemodialisis jika pasien mengalami kondisi membahayakan.

8. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan nutrisi.

9. Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dengan gangguan nutrisi.

  • Pemeriksaan antropometri dan indeks masa tubuh (IMT).
  • Pemeriksaan saluran cerna bentuk abdomen.
  • Pemeriksaan kesulitan mengunyah dan menelan dan bising usus.

10. Mampu melakukan tindakan untuk pemenuhan nutrisi:

  • Merawat ngt dan memberikan makan melalui NGT.
  • Pemantauan kepatenan selang nasogatrik.
  • Pemantauan residu gaster.
  • Pemasangan selang nasogastrik.
  • Deteksi dini status gizi.
  • Edukasi aktivitas atau latihan fisik saat glukosa darah tinggi.
  • Edukasi diet.
  • Edukasi pencegahan hiperglikemia dan pencegahan hipoglikemia.
  • Edukasi pemantauan kadar glukosa darah.
  • Edukasi nutri parenteral.
  • Identifikasi indikasi pemberian nutrisi parenteral.
  • Pemantauan tanda dan gejala hyperglikemia dan hypoglikemia.

11. Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan eliminasi.

  • Pola eliminasi urine dan fekal, karakteristik urine dan feses.
  • Melakukan palpasi abdomen.
  • Melakukan pemeriksaan ginjal dan kandung kemih.

12. Mampu melakukan tindakan pada gangguan eliminasi:

  • Edukasi inkontinensia urine.
  • Mengetahui tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
  • Melakukan irigasi dan pengosongan kandung kemih.
  • Melakukan irigasi kolostomi.
  • Pemasangan dan merawat kateter atau kondom kateter.
  • Pemberian latihan berkemih.
  • Pemberian latihan eliminasi fekal.
  • Perawatan inkontinensia fekal.
  • Perawatan dan irigasi urostomy.
  • Pengambilan sampel urine tengah (midstream) atau kultur.
  • Perawatan inkontinensia urine.
  • Edukasi rangsang berkemih.
  • Edukasi konstipasi.
  • Melakukan pembersihan kantong urostomy.
  • Edukasi perawatan dan pemasangan kantong stoma.
  • Evakuasi feses secara manual .
  • Identifikasi penyebab retensi urine